Identifikasi noveļ anak perrawan disarang penyamun
B. Indonesia
NURFADILAHANIFAHH
Pertanyaan
Identifikasi noveļ anak perrawan disarang penyamun
2 Jawaban
-
1. Jawaban Diba111
judul : anak perawan disarang penyamun
pengarang : Sultan Takdir Alisyahbhana
penerbit : balai pustaka
tahun terbit 1932
tebal buku : 112 halaman
*maaf kl slh -
2. Jawaban tessalonica18
a. Unsur intrinsik
1. Tema : perjalanan hidup dan percintaan
2. Latar : -Waktu : malam hari (gelap), petang, kemarin
-Tempat : di hutan, di kota Pagar Alam, di Dusun Endikat
-Suasana : menyeramkan, menyedihkan, menggembirakan
3. Watak/karakter tokoh :
· Medasing : awalnya kejam dan jahat, pada akhirnya baik, penyayang
· Sayu : baik hati, sabar, suka menolong
· Samad : jahat, licik, penghianat
· Haji Sahak : baik, sabar
· Nyi Haji Andun : baik, sabar
· Sanip (penyamun) : jahat, kejam
· Tusin (penyamun) : jahat, kejam
· Amat (penyamun) : jahat, kejam
· Sohan (penyamun): jahat, kejam
4. Alur : Maju
§ Perkenalan : seorang saudagar kaya yang bernama Haji Sahak akan segera pergi ke Palembang untuk berdagang bersama anak dan istrinya. Ditengah perjalanan mereka dihadang oleh perampok yang dipimpin oleh Medasing. Mereka semua dibunuh kecuali anak perawannya, Sayu, dibawa ke sarang penyamun oleh Medasing.
§ Konflik : suatu hari Samad yang bertugas mengintai datang untuk meminta bagian. Saat ia melihat Sayu ia langsung jatuh hati dan mengajaknya untuk pergi dan ia berjanji akan membawa Sayu ke orang tuanya. Pada awalnya Sayu setuju, tetapi setelah melihat tingkah laku Samad yang mencurigakan, Sayu menolak walaupun dengan berat hati.
§ Klimaks : setelah merampok Haji Sahak dengan sukses, mereka terus menerus gagal. Sebenarnya itu semua karena Samad yang membocorkan rencana mereka. Satu-persatu anak buah Medasing meninggal, sampai akhirnya hanya satu yang tersisa, yaitu Sanip. Di perkelahian yang terakhir ini, Sanip meninggal. Medasing sangat sedih.
§ Anti-klimaks : persediaan makanan di hutan hampir habis. Sayu mengajak Medasing untuk pergi dari hutan ke kota. Akhirnya mereka pergi ke kota Pagar Alam dan langsung ke rumah Sayu. Ternyata kini rumah itu sudah menjadi milik orang lain. Penghuni baru tersebut berkata bahwa Nyi Haji Andun sekarang tinggal di pinggiran kampung.
§ Penyelesaian : lima belas tahun kemudian Medasing pergi ke tanah suci. Saat ia kembali, warga kampung beramai-ramai mengubah namanya menjadi Haji Karim. Pada suatu malam, ada yang mengetuk pintu rumah Haji Karim. Ternyata itu adalah Samad dengan istrinya, Sayu. Mereka diajak untuk tinggal bersama Haji Karim. Mereka setuju, tetapi ketika pagi hari mereka pergi dengan diam-diam entah kemana. Medasing hidup bahagia bersama keluarganya.
5. Amanat : sejahat apapun seseorang, pada akhirnya pasti ia akan menyesal dan bertobat, dan kita harus jadi seorang yang pemaaf.
6. Sudut pandang : orang ketiga pelaku sampingan
b. Kelebihan buku : Alur ceritanya maju sehingga mudah dimengerti
c. Kelemahan buku : Bahasanya sedikit membingungkan.
d. Kesimpulan dan saran : Novel ini ceritanya menarik, namun saya menyarankan agar buku ini diterbitkan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti