konflik tasikmalaya tolong bantu jawab
IPS
dilla616
Pertanyaan
konflik tasikmalaya tolong bantu jawab
2 Jawaban
-
1. Jawaban fauzanMoba
Dituduh Mencuri
Ketika sudah mendapat apa yang dicari, AQ pun membayar belanjaannya dan beranjak pulang. Namun di pintu toko, alat detektor tiba-tiba berbunyi. Sontak, para pengunjung pun menyoroti AQ.
Satpam yang saat itu bertugas pun menuduh AQ telah melakukan pencurian. Saat itu pula satpam melakukan penggeledahan di depan publik. Tetapi, barang yang dicari petugas tak ditemukan. Hal itu diungkap oleh Devi Badrudin, ibunda AQ dalam video konferensi pers di RM Dapur Santri, Jl. Letjen Mashudi, Kota Tasikmalaya pada Ahad malam (24/12/2017). Video itu diunggah oleh akun Ruslan Abdul Gani salah-satu anggota Aliansi Aktifis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya (AL MUMTAZ). di Facebook.
Ditelanjangi dan Dibiarkan Tak Berbusana
Tuduhan yang ditujukan kepada AQ tak terbukti. Devi mengungkapkan, anaknya sempat diraba-raba ketika digeledah di depan publik. Penggeledahan yang dilakukan saat itu rupanya tak membuat pihak toko puas.
Ketika tak menemukan apa yang dicari, satpam wanita yang menggeledah AQ pun menggelandang gadis 2 SMA ini ke kamar mandi toko. Di sinilah, AQ dipaksa untuk membuka baju yang ia kenakan hingga hanya mengenakan pakaian dalam saja.
Dalam keadaan telanjang, AQ ditinggalkan begitu saja. Pakaian AQ dibawa oleh satpam perempuan ke luar kamar mandi untuk diperiksa.
“Saya tak habis pikir, bagaimana mungkin di sebuah toko alat aksesoris, penggeledahan sampai ditelanjangi. Anak saya yang memang masih tidak tau apa-apa mengaku hampir pingsan ketika dibuka bajunya dan diraba oleh
Devi mengungkapkan, AQ sempat mengatakan, “Saya jangan diginikan teh, kalau mau digeledah baju saja, biarkan saya beli baju dulu di sini. Nanti baju saya boleh diperiksa, tapi jangan saya ditinggalin seperti ini,” ungkap Devi menirukan penuturan putrinya kepada satpam.
Menurut Devi, anaknya ditelanjangi di kamar mandi semenjak pukul 15.45 WIB dan baru keluar menjelang Maghrib. Akhirnya masalah alat detektor yang berbunyi pun ditemukan. Ternyata, celana yang dikenakan AQ terdapat sebuah barkode yang memang tidak dilepas sejak pertama kali diberikan oleh keluarganya dari Amerika.
“Di celana anak saya ada barkode yang memang tidak dilepas. Tapi sudah dibawa kemana-kemana. Memang gak bunyi alat detektor dimana juga. Anak saya sudah kedinginan, karena memang tidak sebentar dalam kondisi tak berbusana,” ungkap Devi. -
2. Jawaban fbahari38ou5651
KRONOLOGIS : 9 Desember 1996
Rizal, anak Kopral Kepala Pol Nursamsi yang menjadi santri di Pesantren
Riyadhul Ulul Wadda, Condong Setia, Negara Cibereum, diduga mencuri barang
milik santri dan kas (keuangan) Ponpes. Tiga santri senior, memberikan
hukuman dengan merendam kaki Rizal (sebatas lutut) di kolam pesantren.
Nursamsi keberatan atas hukuman itu dan menyampaikan hal itu kepada
rekan-rekannya di Polres.
20 Desember 1996
Pimpinan pesantren Condong Cibereum dipanggil ke Polres untuk mengadakan
pembicaraan kasus tersebut. Permasalahan tersebut dinyatakan selesai tetapi
dalam hal ini Kapolres tidak mengetahui adanya pemanggilan itu.
21 Desember 1996
Nursamsi kembali memanggil Pimpinan Ponpes Condong Cibereum, K.H. Mahfud
Farid, Habib, dan Iksan. Pada saat santri Habib dan Iksan serta KH Farid
masuk ke Mapolres di depan penjagaan, santri Habib langsung dipukul oleh
Nursamsi (ayah Rizal). Merasa anak didiknya dipukul, KH Mahfud Farid ikut
melerai dan menangkis pukulan Kopka Nursamsi. Hal ini malah dianggap sebagai
upaya melawan petugas Polres. Selanjutnya tiga orang tersebut dibawa ke
ruang pemeriksaan, sedangkan ajengan Ate dari Ponpes Cilendek sempat melihat kejadian tersebut dan melaporkan peristiwa itu kepada pejabat Pemda
setempat. Wakil Bupati H. Oman Roesman memerintahkan Kabag Ketertiban Itang untuk melaporkan kasus tersebut ke Kakansospol M. Suherman untuk dilakukan pengecekan.
24 Desember 1996
Karena terlalu banyak santri yang menengok ke rumah sakit, maka untuk
sementara perawatannya dialihkan ke Dr. Lukmantara.
25 Desember 1996
Tersiar isu bahwa pimpinan ponpes dan santri lurah meninggal dan muncul
selebaran gelap isinya agar mengajak doa bersama di Masjid Agung. Sementara
itu empat oknum polisi yaitu Kopka Nursamsi, Serda Pol Agus Kartadinata,
Serda Pol Agus Julianto, Serda Pol Dedi diserahkan ke Den Pom Garut.
26 Desember 1996
Pukul 08.00 para santri berdatangan ke Masdjid Agung Pukul 10.00, para
santri dianjurkan masuk ke Masdjid Agung.
Pukul 13.30 setelah para santri bubar dari Masdjid Agung, langsung bergabung
dengan massa yang telah melakukan unjuk rasa.
Pukul 14.00 para pimpinan Ponpes dan Muspida diundang bermusyarawah di
Pendopo diterima oleh Dan Rem 062. Dalam pertemuan itu KH Asep dan KH Didi
menganjurkan agar para pimpinan Ponpes membantu Bupati.
Pukul 15.00 bantuan keamanan dari Yonif 301, 303, 321 dan 323 didatangkan
untuk memulihkan keamanan. Pukul 21.00 situasi di dalam kota Tasikmalaya
dapat dikendalikan aparat keamanan.